Mungkin membaca judul diatas menimbulkan tanda tanya besar. Karena kata perdamaian bagi Palestina-Israel laksana sebuah mimpi yang tak mungkin menjadi kenyataan.
Pertikaian demi pertikaian yang terjadi antara kedua suku bangsa entah sudah berapa ratus kali terjadi. Sejak invasi Israel ke Palestina tahun 1946 sampai sekarang, bukan tidak pernah ada upaya untuk kedua belah pihak untuk berdamai. Akan tetapi berkali-kali upaya dan usaha perundingan damai selalu menemui jalan buntu.
Tapi, Kekuatan cinta memang begitu dahsyat. Perdamaian itu terjadi juga, pada 18 April 2004, di sebuah penitipan hewan di Yerusalem. Sepasang muda-mudi, Usamah Zaatar dan Jasmin Avissar, ketika itu sama-sama berusia 24 tahun. Mereka sepakat mengikat janji sehidup-semati.
Jasmin lahir dan besar di Yerusalem. Anak bungsu dari tiga bersaudara dan satu-satunya anak perempuan dalam keluarganya ini lulusan Jerusalem Academy for Music and Dance tahun 2003. Calon suaminya, Usamah, merupakan lelaki muslim Palestina. Ia asli dari Ramallah, Tepi Barat.
Keduanya bekerja di sebuah tempat penitipan hewan di Yerusalem. Di tempat inilah "cinta terlarang" mereka bersemi. Mereka berpacaran selama tiga tahun. Tapi tak ada tempat yang aman bagi cinta mereka di luar gedung tempat bekerja mereka. Dalam ruang serba terbatas, cinta tumbuh, menolak redup.
Keputusan untuk menikah diambil du ahari sebelumnya, tatkala mereka sedang berduaan, menyaksikan pemandangan horor: pembangunan tembok pemisah di Yerusalem. Keduanya khawatir tembok itu juga akan memisahkan mereka. Tak ada waktu lagi kerna tembok itu terlalu kuat untuk mereka lawan. Ia sebuah produk politik daro orang-orang yang berkuasa; didirikan untuk melindungi Israel dari orang-orang Palestina, memisakan Yerusalem dari wilayah Tepi Barat.
Berdasarkan rencana, panjang tembok itu 750 kilometer, dengan tinggi delapan meter. Dilengkapi parit perlindungan, kawat berduri beraliran listrik, menara pengawas, sensor elektronik, kamera video, pesawat pengintai tanpa awak, menara penembak jitu, dan jalan untuk patroli kendaraan.
Dengan kata lain, Usamah, yang tinggal di Ramalah, Tepi Barat, akan sulit ke Yerusalem untuk bertemu dengan Jasmin apabila pembangunan tembok itu selesai.
Siang itu, 18 April 2004, mereka bersiap untuk menikah, tapi tak ada orang yang bisa mereka jadikan wali. Mereka menelpon rumah masing-masing, tapi tak ada yang menjawab.(BERSAMBUNG)
Tag :
Unik