Semanis Gula, Segurih Kelapa

loading...

Rakyat Tanpa Negara

Wong Tjilik - Nasib pilu tenaga kerja Indonesia di luar negeri kembali mencuat,  setelah Ruyati, kali ini menimpa Tuti Tursilawati, 27 tahun, TKI asal Cikeusik, Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang dikabarkan akan dihukum mati setelah Idul Adha di Arab Saudi. Selain Tuti setidaknya ada, 6 orang tki yang terancam hukuman mati di berbagai negara.

Ketidakhadiran negara dalam berbagai persoalan rakyat semakin memprihatinkan, fenomena kemiskinan begitu nyata dipertontonkan oleh ratusan juta rakyat negeri ini. Baik mereka yang tinggal di daerah kumuh perkotaan, maupun yang tinggal dipelosok pedesaan.

Rakyat seperti dibiarkan menderita, sedangkan para pejabat dan petinggi negara hidup bergelimang harta. Mereka seakan lupa atas apa yang pernah diucapkannya saat merebut hati rakyat saat pemilu. Mereka membodohi rakyat dengan janji-janji palsu.

Tengok saja derita Sudarman (60), warga Kelurahan Purwokerto Wetan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dia ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di atas becak kesayangannya karena kelaparan.

Lalu di kawasan Sondakan Lawean, Kota Solo, Jawa Tengah, seorang pria bernama Parmidi rela makan tikus demi bertahan hidup. Menjijikan memang, tapi itulah kenyataannya.

Belum lagi dua kakak beradik warga Depok, Janah dan Atin yang tewas dan merenggang nyawa akibat mencuri beras lantaran kondisi perekonomiannya.
Lantas di mana peran negara?

Padahal dengan jelas dan gamblang disebutkan dalam UUD 1945, bahwa Negara menjamin hak hidup warga negara, Sandang, pangan, pendidikan disediakan oleh Negara. Lantas kenapa mengapa rakyat harus menantang bahaya hanya untuk sekedar bertahan hidup.
Mengapa begitu banyak rakyat yang meregang nyawa hanya untuk mempertahankan kehidupan yang harusnya menjadi hak mereka.

Andaikan saja, para pemimpin dan elit politik ini mau sedikit membuka  nurani mereka tentu tak perlu ada Parmidi, Sudarman dan korban-korban ketidak hadiran negara lainnya.

Ataukah menunggu lebih banyak korban baru mereka tergugah?

Entahlah, mungkin diperlukan lebih banyak darah dan airmata rakyat Indonesia, agar Mereka Bisa Bertahan...
Back To Top